Eskalasi ketegangan antara India dan Pakistan menunjukkan tanda-tanda mereda setelah kedua negara mengumumkan penghentian permusuhan pada Senin lalu. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, dalam pernyataan resminya pada Selasa menegaskan bahwa keputusan Pakistan untuk menghentikan tembakan merupakan hasil dari demonstrasi kekuatan militer India yang tidak terbantahkan. Pernyataan ini muncul sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan ancaman akan menghentikan hubungan perdagangan dengan kedua negara jika konflik terus berlanjut.
Sumber militer India mengungkapkan bahwa pasukan mereka telah menunjukkan superioritas di sepanjang Line of Control (LoC) dengan respon yang terukur namun efektif terhadap provokasi Pakistan. “Setiap pelanggaran dari pihak Pakistan mendapatkan balasan yang tepat dan proporsional,” tegas seorang pejabat tinggi yang enggan disebutkan namanya. Analis pertahanan mencatat bahwa India memiliki keunggulan signifikan dalam hal teknologi persenjataan dan sistem pertahanan mutakhir, termasuk penggunaan drone pengintai canggih dan sistem artileri yang lebih presisi.
Di sisi diplomasi, intervensi AS melalui ancaman sanksi ekonomi tampaknya menjadi faktor pendorong utama dalam proses gencatan senjata ini.
Presiden Trump secara terbuka menyatakan frustrasinya atas konflik berkepanjangan antara kedua negara nuklir ini, yang menurutnya mengancam stabilitas regional. “Kami tidak akan mentolerir dua negara yang menghabiskan miliaran dolar untuk senjata sambil menerima bantuan dari Amerika,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih. Ancaman penghentian perdagangan ini dinilai cukup serius mengingat AS merupakan mitra dagang utama bagi kedua negara.
Meskipun gencatan senjata telah diumumkan, atmosfer ketidakpercayaan antara India dan Pakistan masih sangat terasa. Pemerintah India tetap menempatkan pasukannya dalam status siaga tinggi di sepanjang perbatasan, sementara Pakistan dilaporkan masih melakukan patroli udara intensif di wilayah perbatasan. Masyarakat internasional, melalui PBB dan berbagai organisasi regional, terus mendorong dialog bilateral untuk mencari solusi permanen atas sengketa Kashmir yang menjadi akar konflik ini. Para pengamat hubungan internasional memprediksi bahwa jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan masih panjang, mengingat kompleksitas sejarah dan politik yang melatarbelakangi hubungan kedua negara selama puluhan tahun.